***
Pertengahan Oktober 2010. Suara gaduh mahasiswa baru meninggalkan ruangan technical meeting di lantai 3 sebuah Universitas Swasta ternama di Jakarta. Yah, kita baru saja membahas teknis keberangkatan sebuah acara latihan kepemimpinan yang akan dilaksanakan beberapa hari kedepan di Puncak Bogor.
Nina : “Kak!” teriak seorang gadis memanggil.
Kupandangi seorang gadis mungil, berambut agak kemerahan, memakai kacamata plus gigi behel, lengkap! Anak gaul pasti pikirku. -.-“
Gw : “Iya, kenapa?” sahutku.
Nina : “Kak diar punya dasi hitam? Aku gag punya nih, udah tanya ke kakak-kakak yang lain tapi pada gag punya.” rengeknya bak anak kecil.
Gw : ”Hmm..kita liat besok adja deh. Kamu usaha cari adja dulu ke temen-temen yang lain. entar aku bantu klo emang gag ada.” Balasku sambil tersenyum J
Nina : “Yahh kakak mah. Yaudah aku tunggu dasi kakak besok. Gag mau tau!! :p “ memerintahku seenaknya, sambil berlari kearah teman-temannya.
Aku yang hanya bisa bengong, diperintah oleh anak baru yang bahkan aku sendiri tak mengenalnya. Tapi harus ku akui, dia unik. J Masih dalam lamunanku tentang si anak baru, tiba-tiba handphoneku bergetar. SMS dari “Mimi”.
Mimi : “Yank, aku udah dikampus. Kamu dimana?” Tanya wanita disebrang sana.
Yap, Mimi adalah pacarku. Wanita yang lebih segalanya dariku. Lebih tinggi, lebih tua umurnya, dan bisa dibilang lebih dewasa daripada aku. Wanita yang terlalu sabar menghadapi egoku yang 3 tahun lebih muda darinya. Walaupun begitu, sayangku padanya pun tak kalah dari pria-pria lain terhadap pasangannya. Wanita manis berjilbab yang juga sepupu dari temanku ini sudah kupacari dari sebulan yang lalu.
Gw : “ Iya, aku juga udah dikampus kok. Udah selesai ini acaranya. Kamu dimana? Tunggu dikantin adja yah, nanti aku kesitu. “ balasku cepat sembari membereskan berkas-berkas anak baru didepanku. Tak lama handphoneku bergetar lagi.
Mimi : “Yaudah, aku kekantin. Kamu buruan kesini.” Aku hanya tersenyum membacanya.
Segera kupercepat membereskan berkas-berkas itu. Kulihat masih ada beberapa anak baru berdiskusi dengan beberapa temanku yang tak lain juga panitia di acara ini.
Gw : “Met, Dhil, Iz, gw cabut duluan yah. Entar berkas-berkas ini gw taro disekre. Lu orang jangan pada balik dulu, ntar gw ke sekre lagi.” Kataku, setelah selesai membereskan semua berkas-berkas anak baru.
Mamet : “Oh OK! Mau kemana emang lu? “ jawabnya.
Gw : “Biasa, si ayank udah minta disamper..ahaha :D “ Jawabku sekenanya.
Dhila : “Aciee, masih anget nempel mulu yee :p “ ledek Dhila ikut mengomentari.
Gw : “ #JLEB!! Salah ngomong nih gw -___- Yaudah, gw cabut dulu yah?!“ jawabku sambil menyalami mereka semua.
“ OK sipp. “ Jawab mereka bersamaan.
Sembari berjalan keluar ruangan menuju ke kantin, ditemani berkas-berkas yang lumayan banyak, ternyata aku bertemu lagi dengan si anak baru.
Nina : “Udah mau pulang kak? Jangan lupa dasi aku besok yah :p “ tegurnya.
Gw : “Iya kalo gag lupa yahh :p “ ledekku, sembari tersenyum dan meninggalkan dya bersama teman-temannya. Yang aku tau, ketika aku menoleh dan melihatnya, wajah imutnya hanya cemberut melihat aku pergi meninggalkannya tanpa sebuah kepastian. “Aku pasti bawa kok” bathinku sambil tersenyum meninggalkannya. J
***